lama rasanya udah ga nulis lagi, tapi sehabis ngobrol sama temen kantor kemaren jadi semangat pengen "nyoret-nyoret" lagi hehe so here we go....
liburan kali ini momenya agak aneh sebenernya soalnya bertepatan dengan hari raya idul fitri, jadi perginya rame-rame sama keluarga jadi judulnya bukan Backpack Adventure but more to family vacation hahaha tapi ga apalah toh jatohnya tetep advnture
Tujuan utama adalah Australia tapi sebelumnya transit di Singapore dulu selama 2 hari, dari indonesia pesawat yang kami naiki adalah garuda indonesia, Boarding jam 8 malem tepat dan sampai di singapore jam 10.30 waktu singapore begitu sampai kami langsung menuju hotel yang terletak di kawasan Outram Park. setelah beristirahat semalaman keesokan paginya kami pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengelilingi singapore
setelah berkeliling singapore kami pun beristirahat dan dikarenakan hari itu masih dalam suasana berpuasa maka kami pun
tidak terlalu bersemangat untuk jalan jalan (laper Bo...wkwkwk) setelah
waktu menunjukan tepat pukul 19.00 kami pun berbuka (alhamdulillaah).
setelah berbuka kami pun bergegas untuk menuju bandara kembali
dikarenakan pesawat kami menuju australia berangkat pukul 2 dini hari.
setelah
menunggu beberapa jam pesawat kami pun boarding, perjalan meunju
australia di tempuh dalam waktu 8 jam , sehingga pukul 11 siang waktu
australia kami sampai (FYI, perbedaan waktu australia dengan WIB adalah 3
Jam lebih cepat), sesampainya di bandara King Fords sydney kesan yang
kami tangkap adalah bandara ini tidak seperti yang kami bayangkan (kecil
dan kurang terawat). kami pun bergegas menuju bagage claim untuk
mengambil bagasi dan menuju custom clearance, saran dari saya khususnya
untuk australia jangan membawa obat-obata herbal seperti antangin atau
tolakangin karena bakal di intograsi kaya penjahat (dikira bawa narkoba
dengan bentuk cair wkwkwk)...
setelah semuanya selesai kami pun
menuju keluar bandara kings ford dan suhu pada waktu itu sekitar 10
derajat pada waktu itu bertepatan dengan musim dingin sehingga angin
kencang dimana mana.
untuk menuju kota sydney ada beberapa cara
pertama dapat naik bis dari airport dan yang kedua dapat naik kereta
(city rail) yang terletak di underground bandara, tetapi ingat setiap
orang yang keluar atau masuk bandara dikenakan biaya tambahan yaitu
sekitar 12 AUD, tetapi kalo pengen ngirit maka kita bisa keluar airport
terus jalan kaki menuju stasiun kereta terdekat (statsiun wolli creek),
tetapi karena barang bawaan kami banyak dan mengingat saya sedang
bepergian dengan orang tua maka tidak elok bila harus jalan sekitar 4
kilo hehehe...sehingga kami pun memilih city rail menuju sydney.
dari kingsford kami berhenti di central station yang hanya ditempuh
dalam waktu 15 menit (deket banget), karena hotel kami terletak di dekat
central station (hanya 10 menit jalan kaki), buat teman-teman yang
ingin melakukan perjalanan ke sydney saya sarankan untuk mengambil hotel
di sekitar central karena daerah ini sangat strategis (hampir semua
tempat wisata di sydney dapat ditempuh dengan jalan kaki dari sini). setelah beristirahat semalaman kami pun punya jadwa yang harus dikejar
sehingga pagi pagi sekali kami pergi dari hotel untuk siap menjelajah
sydney. tujuan pertama kami adalah Darling Harbour yaitu suatu kawasan
pelabuhan yang sekarang digunakan untuk objek wisata, darling harbour
dapat ditempuh selama 30 menit jalan kaki dari hotel kami, kenapa kami
memilih jalan kaki, karena perjalanan menuju darling harbour banyak
melewati objek wisata,
PADDY'S MARKET
Dari hotel tempat ini dapat dicapai dengan 5 menit jalan kaki. banyak menjajakan souvenir dengan harga murah. Paddy’s Market
terletak di Centenary Drive tidak jauh dari
Flemington Rail Station
Terletak di lantai bawah Mall Market City, pasar ini buka dari hari Senin
sampai Minggu jam 8.30 pagi sampai jam 5 sore dengan kurang lebih 1000
kios di dalamnya. Seperti layaknya pasar, kita bisa tawar menawar
disini. Dibandingkan dengan Queen Victoria Market di Melbourne, koleksi
souvenirnya lebih bervariasi dengan harga yang lebih mahal dan mau
gimana lagi semua souvenirnya kebanyakan buatan Cina
DARLING HARBOUR
Darling Harbour dinamai sesuai dengan Letnan Jenderal Ralph Darling,
yang pernah menjabat sebagai Gubernur NSW sejak tahun 1825 hingga 1831.
Dulunya tempat ini hanya pelabuhan biasa dengan pabrik-pabrik dan
gudang disekitarnya. Mulai dipugar akhir tahun 1980-an, sekarang tempat
ini menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Sydney. Walaupun
namanya pelabuhan jangan bayangkan tempat yang kotor seperti umumnya
pelabuhan di Indonesia. Tempat ini super bersihnya dengan burung-burung
liar yang masih berterbangan dan kapal-kapal yang bersandar di galangan.
Di sekitar Darling Harbour banyak sekali tempat wisata yang sayang
harga tiketnya mahal-mahal. Beberapa yang paling terkemuka antara lain :
The LG IMAX Theatre Sydney dengan layar 3 D terbesar di dunia,
Sydney Wildlife World,
Sydney Aquarium,
Madame Tussaud (baru akan dibuka) dan
Australian National Maritime Museum
dari darling harbour juga terdapat dermaga (wharf) yang bisa menuju ke opera house (circular quay) dan tujuan lainnya, pada saat itu kami asal naik saja tanpa tahu arah tujuan ferry tersebut, ternyata ferry tersebut melayani rute sampai ujung sydney dan kami pun sangat puas karena disuguhi pemandangan yang sangat indah mulai dari rumah2 mewah yang ada di pulau pulau, hingga kilang milik pemerintah australia yang bersih sekali sangat berbeda dengan kilang yang ada di indonesia
SYDNEY OPERA HOUSE
Sebagai salah satu gedung yang masuk dalam daftar Unesco World Heritage
Site, Sydney Opera House memang patut dipuji karena keindahannya. Bukan
itu saja latar belakang sejarah pembangunannya yang penuh dengan
liku-liku juga menjadi daya tarik tersendiri. Kisah pembangunannya
dimulai ketika Jorn Utzon seorang arsitek asal Denmark berhasil menang
dalam Kompetisi International pembuatan Opera House bagi Sydney.
Sebenarnya hasil rancangannya termasuk yang ditolak ketika seorang
arsitek Amerika yang juga juri dari lomba tersebut berkeras memilih
karyanya sebagai pemenang. Utzon sendiri optimis akan berhasil membangun
Opera House tersebut dalam jangka waktu 3 tahun ketika akhirnya molor
menjadi 16 tahun. Mulailah terjadi perselisihan dengan pemerintah NSW
menyangkut kemoloran ini sampai akhirnya Utzon dipecat sebagai Kepala
Arsiteknya. Akhirnya Utzon meninggalkan Australia tanpa sempat melihat
bagaimana akhir dari karya master piecenya. Dia bahkan tidak diundang
dalam upacara pembukaan Sydney Opera House yang dilakukan oleh Queen
Elizabeth II pada 20 Oktober 1973. Tapi pada akhirnya kisah sedih
tersebut mencapai happy ending ketika pada tahun 1999, pemerintah NSW
memutuskan untuk berekonsiliasi dengan Utzon. Bahkan memberikan
kesempatan kepadanya untuk mendesain kembali Reception Hall yang
akhirnya dinamai Utzon Room sebagai penghargaan kepada hasil karyanya.

di hari ketiga di Australia saya berencana pergi ke tempat yang Must Visit!! namanya Blue Mountain untuk pergi kesini Perjalanan dari Sydney Central menuju blue Mountain memakan waktu sekitar 2
jam melintasi desa-desa kecil yang indah dengan rumah-rumah khas bergaya
kuno. Pemandangan ini terlihat saat kereta melintasi Nepean River
menuju Emu Plains dan mulai masuk area Blue Mountain. Dari situ kita
bisa melihat sekilas desa-desa kecil yang membentuk Kota Blue Mountains
dimulai dari Glenbrook memanjang sampai Bathurst. Kebanyakan bangunan
dan suasananya bergaya kuno seolah-olah waktu berhenti berputar di
daerah ini. Sebenarnya hal tersebut tidaklah mengherankan karena Blue
Mountain City Council selalu berusaha menjaga ciri khas kota-kotanya.Dari Sydney Coach Terminal dilanjutkan pergi ke Blue Mountain, sebuah
kawasan pegunungan yang terletak sekitar 65 km dari Sydney. Dinamakan
Blue Mountain karena kabut biru yang terlihat mengambang menutupi gunung
dan awan. Kabut tersebut berasal dari gas Terpenoid yang dihasilkan
oleh pohon Ekaliptus yang banyak tumbuh di area tersebut. Dengan area
hutan dan gunung seluas 10.000 km persegi termasuk 7 taman nasional
didalamnya, tidaklah mengherankan kalau UNESCO akhirnya memasukkan
kawasan ini sebagai salah satu World Heritage Site yang harus
dilestarikan dan dilindungi.
Katoomba
Terletak kurang lebih 1017 mt diatas
permukaan laut, kota ini sejak dahulu menjadi tempat peristirahatan
warga Sydney karena hawanya yang sejuk, kotanya yang tenang dan
pemandangan alamnya yang luar biasa. Tapi duluuuu sekali Katoomba
hanyalah sebuah desa kecil yang kemudian berkembang menjadi kota
pertambangan batubara. Seiring dengan perkembangan tersebut orang juga
semakin menyadari potensinya sebagai kota wisata sehingga sedikit demi
sedikit dibangunlah hotel, jalur trekking, stasiun kereta dengan rute
langsung dari Sydney dan yang paling mengagumkan dibangunnya “Giant
Stairway” di Echo Point, semacam tangga turun sepanjang 300 mt dengan
800 anak tangga yang memungkinkan orang turun ke lembah Jamison Valley.
Ada dua cara berkeliling di Katoomba dan Leura,
pertama
menggunakan Blue Mountains Explorer Bus (www.explorerbus.com.au), bis
bertingkat dengan sistem Hop and Off yang berangkat dari luar stasiun
kereta Katoomba dan beroperasi mulai jam 9:45 pagi sampai 4:05 sore. Bis
ini berhenti di 29 objek wisata, resort dan galeri di dalam dan area
sekitar Katoomba dan Leura dengan harga tiket AUD $ 36 untuk dewasa.
Pilihan
kedua menggunakan Tours Trolley
(www.trolleytours.com.au), semacam mobil berbentuk trem dengan sistem
Hop and Off juga tapi dengan tiket yang harganya lebih murah yaitu AUD $
25. Troli berangkat dari luar Hotel Carrington yang letaknya juga
berdekatan dengan stasiun kereta Katoomba. Jadwal keberangkatan dimulai
dari pukul 9:45 hingga pukul 4:45.
Begitu keluar dari stasiun Katoomba yang
cantik (dibangun sejak 1874), langsung terlihat loket Blue Mountain
Explorer Bus dengan deretan orang-orang yang pada antri tiket disana. Saya membeli sekaligus dengan paket Scenic
World seharga AU$ 60 dengan fasilitas Trolley Tours Hop and Off selama
sehari, naik Scenic Railway, Scenic Walkway dan Scenic Cableway.
Stasiun Kereta Katoomba (Atas), Tempat Penjualan Tiket Trolley Tours & Bagian dalam Trolley (Bawah)
Trolley yang akan saya naiki berangkat
tepat jam 9.45 jadi waktu 15 menit yang saya miliki dimanfaatkan untuk
beli tiket dan pesan Fish and Chip untuk bekal di jalan. Dengan waktu
hanya 6 jam 15 menit tidak mungkin ke 29 tempat wisata bisa dijelajahi
satu persatu jadi saya pilih hanya beberapa yang menurut referensi
sangat bagus. Apalagi menurut jadwal, trolley hanya datang setiap satu
jam sekali jadi mau tidak mau kita harus menghabiskan minimal 1 jam di
satu tempat wisata. Selain itu harus diperhitungkan juga waktu
perjalanan dari satu tempat wisata ke tempat wisata yang lain. Beberapa
tempat berikut ini adalah tempat-tempat wisata yang bisa saya kunjungi
waktu itu.
Echo Point
Echo point adalah tempat perhentian
ketiga yang saya jelajahi. Setiap kunjungan ke Katoomba tidak afdol
rasanya kalau belum mampir kesini. Terletak di ujung jalan Echo Point
(perpanjangan dari Lurline St), tempat ini tidak hanya menawarkan
pemandangan yang luar biasa. Tourist Centre-nya juga menyediakan semua
peta dan informasi lengkap tentang Blue Mountain (walaupun ada beberapa
petanya yang tidak gratis). Dari tempat ini kita bisa memandang bebas ke
Three Sisters, Mount Solitary, dan Jamison Valley yang luas. Kalau di
laut terhampar air dan pasir, kalau disini lautan pohon yang kita lihat.
Bagaikan samudera pepohonan yang luas tak berdasar dan bertepi.
Echo Point dan Lautan Pohon di Jamison Valley
Persis di sebelah kiri Echo Point
terdapat Three Sister, formasi jajaran tiga batu yang paling terkenal di
dunia. Terbentuk karena kikisan angin dan hujan, puncak tertingginya
bernama Meehni (922 m), Wimlah (918 m), dan Gunnedoo (906 m).
Sebenarnya dulu terdapat tujuh jajaran tapi sayang 4 diantaranya sudah
runtuh karena erosi. Nun jauh di sebelah timur Three Sister terbentang
Kings Tableland, sebuah tebing batu pasir mendatar sepeti “meja Tuhan”
yang membentang luas dari Wentworth Falls sampai Jamison Valley.
Kemudian persis di depannya terlihat Mount Solitary dan Ruined Castle
dengan hamparan lautan pohon di kaki gunungnya.
Panoramic View dari Three Sisters, King Tableland, Mount Solitary dan Ruined Castle
Dari Echo Point ini, banyak sekali rute
jalan kaki dengan berbagai jarak dan tingkat kesulitan. Yang paling
ngetop dan ingin sekali saya coba adalah The Three Sisters Footpath.
Rute sejauh 1,2 km pulang pergi ini membutuhkan waktu sekitar 45 menit
kecepatan bule dengan tingkat kesulitan “Hard” (sulit) karena harus naik
turun bagian atas dari Giant Stairway yang resmi dibuka sejak tahun
1932. Titik mulanya berada di dekat Echo Point Visitor Information
Centre (cari tanda menuju Giant Stairway) dan berakhir di gua kecil yang
berada di bagian dasar Meehni, salah satu tebing Three Sister.
Three Sisters Foothpath (Photo By : Wildwalks.com)
Sayang saya tidak bisa menjajal rute ini
karena hanya punya waktu 1 jam sebelum mengejar jadwal ke Scenic World
yang tutup jam 5 sore. Jadi tepat jam 2.24 saya melanjutkan perjalanan
ke destinasi berikut yang berjarak hanya 10 menit naik trolley.
Scenic World
Selain Echo Point, bisa dibilang Scenic
World merupakan pemberhentian wajib kunjung bila main ke Katoomba. Bekas
tambang batubara yang menjadi tempat wisata ini memiliki 5 pilihan
atraksi dengan Scenic Railway dan Scenic Skyway sebagai highlight-nya.
Sekali lagi karena alasan pengiritan, kami hanya mencoba 4 dari 5
atraksi dengan Scenic Railway sebagai atraksi utamanya.
Sebagai peringatan tempat ini tutup jam 5 sore dengan last rides jam
4.50. Jadi kalau datang ke Katoombanya sudah siang lebih baik tempat
pemberhentian ini didahulukan apalagi kalau tiketnya sudah dibeli
bersamaan dengan paket Trolley Tours.
Scenic World
Setelah menukar voucher dari Trolley Tours dengan tiket resmi, kami mulai menjajal atraksi pertama yaitu
Scenic Railway.
Kereta berkapasitas 84 orang ini merupakan kereta dengan jalur tercuram
di dunia. Dengan kemiringan 52 derajat di jalur sepanjang 310 meter,
rasanya seru sekali naik kereta ini. Apalagi rutenya benar-benar alami,
membelah hutan dan melewati jalur sempit Orphan Rock sehingga memberikan
rasa yang berbeda dibanding naik roller coaster biasa. Pada awalnya
jalur kereta ini dibangun untuk mengangkut batubara saat tambang-tambang
di Jamison Valley masih aktif beroperasi pada tahun 1880. Tapi dari
tahun 1928 sampai 1945 mulai dicoba untuk mengangkut penumpang walaupun
hanya di akhir pekan. Sejalan dengan ditutupnya tambang-tambang tersebut
akhirnya sejak tahun 1945 tempat ini menjadi obyek wisata permanen bagi
turis. Sayang waktu tempuh dari atas ke bawah hanya 4 menit jadi
rasanya kurang puas

.
Scenic Railway (Photo By : Scenic World.com & Koleksi Pribadi)
Turun dari Scenic Railway, kami menuju
arah kiri keluar dari area Scenic World untuk trekking sedikit ke arah
Katoomba Falls Crossing. Yah itung-itung merasakan sedikit lautan pohon
di Jamison Valley dan bagian tengah dari air terjun Katoomba. Jalur
trekkingnya masuk dalam kategori mudah karena mendatar dan lebar tapi
hawanya dingin karena pepohonan rapat menutupi sinar matahari
Balik masuk kedalam area Scenic World, kami melangkah ke atraksi kedua yaitu Scenic Walkway.
Jalur trekking melingkar sejauh 2.8 km ini semuanya ditutupi papan kayu
sehingga memudahkan orang yang ingin jalan-jalan di dasar lembah
Jamison Valley. Ada 3 jalur melingkar yang bisa dicoba. Jalur pertama
dengan panjang 380 mt dengan durasi jalan 10 menit berawal dari stasiun
akhir Scenic Railway ke stasiun bawah Scenic Cableway. Rute kedua,
melewati jalur Lilipilli Link dengan durasi 30 menit dan rute ketiga
melintasi Yellow Robin Link yang berdurasi 60 menit. Di Yellow Robin ini
terdapat Marangaroo Spring, sumber mata air alami pegunungan Blue
Mountain, yang airnya bisa langsung diminum.
Scenic Walkway
Di awal rute kita akan melewati Coal Mine Exhibition,
semacam ruang pamer yang mendokumentasikan sejarah pertambangan
batubara di tempat ini. Berbentuk seperti museum di area terbuka, kita
bisa belajar sedikit seluk beluk pertambangan dengan tehnologi kuno.
Benda yang pertama kali dipajang adalah Mountain Devil, replika kereta
yang dulu dipergunakan untuk mengangkut batubara dan penumpang keatas.
Kereta ini merupakan cikal bakal dari Scenic Railway yang ada sekarang
ini. Selain kereta juga terdapat replika kantor pertambangan dan
alat-alat yang digunakan. Didepannya terdapat sebuah kereta perunggu
lengkap dengan kuda, batubara dan pekerja tambangnya.
Mine Exhibition
Scenic Walkway jalur pendek berakhir di Scenic Cableway Bottom Station. Scenic Cableway
ini berupa kereta gantung berkapasitas 84 orang tanpa tempat duduk
dengan lintasan sepanjang 545 mt yang membawa penumpangnya naik kembali
menuju Scenic Wold Top Station.Sesampai di stasiun semula, kami menuju
atraksi ke 4 yaitu Scenic Cinema yang tiket masuknya
gratis bersamaan dengan pembelian tiket apa saja di Scenic World. Film
yang diputar adalah film dokumenter tentang Blue Mountain dalam bentuk
3D.
Scenic Cableway
Satu atraksi yang belum saya coba adalah
Scenic Skyway,
semacam kereta gantung dengan dasar kaca yang membawa penumpangnya
melintasi jalur sejauh 720 meter menyeberang dari Scenic World menuju
stasiun dekat Echo Point Lookout. Jalurnya hanya mendatar, tapi sensasi
menyeberang jurang dari ketinggian 270 meter di atas tanah melintasi
Katoomba Falls dan hutan dibawahnya mungkin tidak bisa terkatakan.
Carrington Hotel
Turun kembali di Carrington Hotel,
sebelum menuju stasiun kereta api untuk pulang, kami mencoba menjelajahi
hotel bersejarah ini walaupun hanya sampai taman di depannya. Sebagai
hotel yang pertama kali dibuka pada tahun 1882, bisa dibayangkan hotel
ini menjadi tempat persinggahan para elite Sydney yang ingin tetirah
menikmati hawa pegunungan yang sejuk. Kepopulerannya terus meningkat
hingga tahun 1985 ketika hotel ini tutup dan dibiarkan kosong selama 6
tahun. Tahun 1998 hotel ini kembali dibuka setelah restorasi
besar-besaran selama 8 tahun untuk memulihkan kembali masa kejayaannya
dahulu.
Bagian Luar & Dalam Hotel Carrington (Photo By : thecarrington.com & Koleksi Pribadi)
Akhirnya kami mengakhiri kunjungan sehari
ke Katoomba dengan naik kereta jam 4 ke Sydney Central. Sebenarnya
banyak sekali hal-hal lain yang masih ingin saya lakukan di kota ini.
Insyaallah kalau diberi kesempatan sekali lagi, saya ingin menginap dan
menyaksikan Echo Point di malam hari (konon malam hari juga indah dengan
banyak lampu spotlight yang mengarah ke Three Sisters), menyusuri Giant
Stairways dan naik Scenic Skyway.
Echo Point dan Three Sisters Di Waktu Malam